Kali ini saya ingin membahas tentang swasembada kedelai. Kenapa indonesia tidak bisa lepas dari impor kedelai? Padahal Indonesia merupakan negara agraris yang wilayahnya luas. Bisa dilihat dari infograpics dibawah, bahwa hampir seluruh wilayah di Indonesia bisa ditanami kedelai.
mengutip dari viva.co.id
"Rofi mencatat setiap tahun industri tahu-tempe membutuhkan 1,85 juta ton kedelai, industri kecap dan tauco sekitar 325.220 ton, benih 25.843 ton dan untuk pakan sekitar 8.319 ton. Kebutuhan kedelai yang sangat tinggi tersebut, belum dapat diimbangi dengan produksi kedelai nasional. Pada akhirnya seringkali kebijakan Pemerintah untuk menekan gejolak harga di pasaran dengan melakukan importasi kedelai. BPS mencatat sejak tahun 1990-2001 lajunya terus meningkat. Dari 541 ribu ton (1990) naik cukup drastis hingga 1,5 juta ton pada tahun 2011. Impor kedelai tersebar dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 1,85 juta ton, Malaysia 120 ribu ton, Argentina 73 ribu ton, Uruguay sekitar 16.824 ton dan Brasil sebanyak 13.550 ton."
Dengan kebutuhan kedelai sekitar 2,4 juta ton per tahun, ternyata produksi dalam negeri tak lebih dari 1 juta ton. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi kedelai tahun 2012 sebanyak 843.153 ton, tahun 2013 turun menjadi 779.992 dan tahun 2014 naik lagi menjadi 953.956.
Dengan penyajian data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanarnya lahan di indonesia sudah tersedia dan sudah banyak yang menanam kedelai di berbagai daerah. Tinggal bagaimana cara kita untuk memaksimalkan hasil tanaman kedelai dengan lahan yang ada. Memaksimalkan lahan juga butuh strategi budidaya tentunya, untuk kasus ini mungkin dari pihak litbang dan departemen pertanian memberikan support dan penyuluhan kepada petani bagaimana cara menanam kedelai dengan baik yang berkualitas tinggi. Dari beberapa sumber, dikatakan bahwa pembuatan tempe saja memerlukan kedelai import, lalu bagaimana kedelai hasil petani dalam negri? masalahnya apa? apakah kualitasnya rendah?
Menurut SindoNews, petani memilih kedelai impor karena stoknya yang melimpah. Lalu kemanakah kedelai kedelai hasil dari petani dalam negeri? Mungkin ini adalah pelajaran bagi kita bersama, bahwa untuk melakukan sebuah perubahan seperti swasembada pagan, terutama kedelai, semua pihak perlu dilibatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Jika produksi kedelai dalam negri melimpah dan berkualitas baik, maka secara bertahap negara kita akan lepas dari impor bahan pangan sedikit demi sedikit.
sumber :
mengutip dari viva.co.id
"Rofi mencatat setiap tahun industri tahu-tempe membutuhkan 1,85 juta ton kedelai, industri kecap dan tauco sekitar 325.220 ton, benih 25.843 ton dan untuk pakan sekitar 8.319 ton. Kebutuhan kedelai yang sangat tinggi tersebut, belum dapat diimbangi dengan produksi kedelai nasional. Pada akhirnya seringkali kebijakan Pemerintah untuk menekan gejolak harga di pasaran dengan melakukan importasi kedelai. BPS mencatat sejak tahun 1990-2001 lajunya terus meningkat. Dari 541 ribu ton (1990) naik cukup drastis hingga 1,5 juta ton pada tahun 2011. Impor kedelai tersebar dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 1,85 juta ton, Malaysia 120 ribu ton, Argentina 73 ribu ton, Uruguay sekitar 16.824 ton dan Brasil sebanyak 13.550 ton."
Dengan kebutuhan kedelai sekitar 2,4 juta ton per tahun, ternyata produksi dalam negeri tak lebih dari 1 juta ton. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi kedelai tahun 2012 sebanyak 843.153 ton, tahun 2013 turun menjadi 779.992 dan tahun 2014 naik lagi menjadi 953.956.
Dengan penyajian data diatas dapat disimpulkan bahwa sebanarnya lahan di indonesia sudah tersedia dan sudah banyak yang menanam kedelai di berbagai daerah. Tinggal bagaimana cara kita untuk memaksimalkan hasil tanaman kedelai dengan lahan yang ada. Memaksimalkan lahan juga butuh strategi budidaya tentunya, untuk kasus ini mungkin dari pihak litbang dan departemen pertanian memberikan support dan penyuluhan kepada petani bagaimana cara menanam kedelai dengan baik yang berkualitas tinggi. Dari beberapa sumber, dikatakan bahwa pembuatan tempe saja memerlukan kedelai import, lalu bagaimana kedelai hasil petani dalam negri? masalahnya apa? apakah kualitasnya rendah?
Menurut SindoNews, petani memilih kedelai impor karena stoknya yang melimpah. Lalu kemanakah kedelai kedelai hasil dari petani dalam negeri? Mungkin ini adalah pelajaran bagi kita bersama, bahwa untuk melakukan sebuah perubahan seperti swasembada pagan, terutama kedelai, semua pihak perlu dilibatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Jika produksi kedelai dalam negri melimpah dan berkualitas baik, maka secara bertahap negara kita akan lepas dari impor bahan pangan sedikit demi sedikit.
sumber :